Musik Tradisional Arumba

Musik Tradisional Arumba

Pendahuluan Musik Tradisional Arumba

Budayaindonesia.net – Siapa yang tahu Musik Tradisional Arumba? Mari kita ingat, istilah Arumba sudah tidak asing lagi terngiang di telinga kita. Setiap kali kita mendengar istilah Arumba, ingatan kita terfokus pada musik. Namun, tidak sedikit orang yang tahu persis apa itu Arumba. Apakah itu alat musik, aliran musik, atau nama grup musik? Kira-kira apa ya?

Beberapa Informasi Mengenai Arumba

Ini dia informasi mengenai Arumba. Arumba merupkan satu istilah atau nama grup musik yang menggunakan alat musik yang terbuat dari bambu, dan berkembang menjadi sebuah musikal dan jenis musik tersendiri. Sehingga istilah arumba terkenal dengan alat musik, dan alunan musik yang khas. Sekelompok anak-anak muda yang sedang bertugas ronda malam biasanya memainkan musik ini.
      Desa Margoyoso Kec.Salaman Kab.Magelang adalah tempat lahirnya alat musik ini. Masyarakat Desa Margoyoso mengembangkan musik ini ke desa-desa sekitarnya, seperti Desa Jamblang-Kaliabu. Warga Desa Jamblang-Kaliabu dengan gigih mendalami jenis musik ini. Sekitar 10 orang pemain memainkan musik ini. Musik ini Biasanya dimainkan Bukan hanya untuk kegiatan ronda malam Melainkan, tetapi juga untuk acara hajatan seperti pernikahan, sunatan, ulang tahun, dan lain-lain.

Contoh Alat Musik Tradisional Mengenai Alat Musik Tradisional Arumba

Susunan Ensemble Gambang Yang Umum Saat Ini Adalah :

  • Angklung solo: yaitu satu set angklung (biasanya 31 buah) yang tergantung pada palang. Angklung ini dimainkan oleh satu orang saja, sehingga pada satu saat, hanya dua angklung yang bisa digetarkan. seiring dengan berkembangnya inovasi baru, saat ini angklung solo mulai digantikan dengan angklung toel.
  • Gambang Melodi: yakni gambang yang membunyikan melodi lagu (saling mengisi suara dengan angklung), dimainkan oleh satu orang dengan dua pemukul
  • Gambang pengiring: adalah gambang yang bertugas menghasilkan suara akord. Gambang Adalah alat yang dimainkan oleh seorang pemain dengan 4 pemukul. 
  • Bass lodong: Pemain memukul beberapa tabung bambu besar pada bass lodong untuk menghasilkan nuansa nada rendah.
  • Gendang: Digunakan sebagai pembawa irama dan merupakan alat musik pukul

Sejarah Alat Musik Tradisional Arumba

Konon pada tahun 1964, Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik yang secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika sedang naik truk untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai diri sebagai grup Aruba (Alunan Rumpun Bambu). Kemudian sekitar tahun 1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup musik yang bertekad untuk sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka memakai alat musik lama (angklung, calung), dan juga berinovasi membuat alat musik baru (gambang, bass lodong). Ensemble ini kemudian mereka beri nama Arumba (Alunan Rumpun Bambu).
       Sekitar tahun 1969, Grup Musik Aruba juga mengubah nama menjadi Arumba, sehingga timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut. Dengan berjalannya waktu, istilah Arumba akhirnya melekat sebagai ensemble musik bambu asal Jawa Barat.
     Itulah sedikit informasi tentang Arumba (Alunan Rumpun Bambu) yang ada di kawasan nusantara, semoga musik ini semakin populer dan terus berkembang menjadi sebuah alunan musik yang indah dan menawa, Jaga dan lestarikan hasil kreasi bangsa kita.Sumber.

Penutup

Menjaga Kelestarian Arumba: Sebuah Upaya Bersama Alunan merdu Arumba telah menghiasi berbagai momen penting dalam kehidupan masyarakat di [sebutkan daerah asal Arumba]. Musik tradisional ini tak hanya membawa keceriaan, tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Melestarikan Arumba bukan hanya tanggung jawab para seniman dan budayawan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kita dapat berkontribusi dengan mempelajari sejarah dan makna di balik musik ini, menghadiri pertunjukan Arumba, mempelajari alat musik tradisional, dan menyebarkan informasi tentang Arumba kepada orang lain. Mari kita jaga dan rawat Arumba dengan penuh semangat kebersamaan. Upaya pelestarian ini bukan hanya untuk menjaga warisan budaya bangsa, tetapi juga untuk memperkaya jati diri dan identitas masyarakat Indonesia. Bersama-sama, kita ciptakan masa depan yang gemilang bagi Arumba, di mana alunan merdunya terus menggema dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi sekarang dan masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *