Pendahuluan: Kue Tradisional Khas Bugis
Budaya Indonesia – Temukan kelezatan Kue Tradisional Khas Bugis yang unik dan lezat, siap memanjakan lidah di setiap kesempatan spesial. Pulau ini menjadi rumah bagi lebih dari seribu kelompok etnis yang berbeda, dan banyak di antaranya memiliki makanan lezat yang pasti akan memanjakan lidah. Tidak hanya Bugis Makassar dikenal dengan hidangan khasnya seperti Coto Makassar dan Sop Konro, tetapi juga memiliki kue-kue uniknya sendiri. Selain itu, hal menarik lainnya adalah bahwa kue-kue tradisional ini masih ada meskipun kue-kue modern seperti donat J.co dan kue kukus gaya Brownies juga banyak beredar. Dengan demikian, kekayaan kuliner Bugis tetap bertahan dan memberikan warna tersendiri di tengah berkembangnya tren makanan modern.
Berikut Beberapa Kue Tradisional Khas Bugis
1. Barongko
Barongko adalah sejenis kue tradisional dari Bugis-Makassar yang dulunya hanya diberikan kepada raja. Ini dibuat dengan pisang khusus, ketan atau susu, telur, dan daun pisang. Kemudian ditangani dengan cara yang membuatnya lembut dan manis. Rasanya paling enak jika Anda makan kue ini saat dingin.
2. Cucuru’ Bayao
Bugis Makassar dikenal dengan kue kuningnya yang disebut Cucuru’ Bayao, yang sebagian besar terbuat dari telur. Itu kue, dan itu telur. Gula pasir, susu, dan telur yang dicampur dengan kenari adalah bahan utama. Buah ini bulat dan datar, serta berwarna kuning tua yang membuatnya terlihat semakin menarik.
3. Taripang
Kue dari kota Daeng disebut Taripang atau Teripang. Kue ini datar dan memiliki warna cokelat kemerahan, seperti gula Jawa. Selain itu, lapisan gula merah di atas tepung ketan goreng memberinya warna yang khas. Meskipun kue ini sedikit keras di luar, namun lembut di dalam. Dengan demikian, gula merah memberikan rasa manis di bagian luar, menciptakan kombinasi rasa yang unik dan lezat.
4. Jalangkote
Kue tradisional Makassar yang disebut “jalangkote” rasanya mirip sekali dengan kue pink. Perbedaannya terletak pada isinya. Sebagian besar waktu, jalangkote memiliki tauge, wortel, mie atau bihun, telur rebus yang diiris, atau daging cincang yang dibungkus dalam kulit adonan tebal. Jika Anda makan jalangkote ini dengan cabai cair yang dicampur cuka dan bawang putih, rasanya akan semakin enak. Ketika Anda menggabungkannya, mereka akan menghasilkan rasa asam dan pedas.
5. Dange Pulo Bolong
Orang Bugis dari Kabupaten Pangkep di Sulawesi Selatan adalah satu-satunya yang bisa membuat kue tradisional yang disebut “kue dange.” Jika Anda melewati daerah ini, Anda akan melihat orang-orang menjual kue Dange di sepanjang jalan provinsi. Orang-orang ini juga menjual makanan berat kepada pengemudi lokal. Kue ini terlihat sangat mirip dengan kue pukis sekilas. Kue ini memiliki rasa gurih, manis, dan kenyal dari ketan hitam, kelapa parut, dan gula merah yang dicampur bersama.
6. Songkolo Bagadang
Songkolo begadang adalah makanan tradisional dari Sulawesi Selatan yang masih dibuat hingga hari ini. Kata “songkolo” berasal dari kata “songko,” yang berarti ketan hitam atau putih. Kue ini juga dikenal sebagai “bagadang” karena sering dimakan larut malam.
Orang-orang di Kota Makassar dapat dengan mudah menemukan makanan ini di tengah malam. Namun, orang-orang yang tinggal di pedesaan lebih mungkin menemukan Songkolo untuk sarapan di pagi hari. Songkolo enak disajikan dengan telur asin, sambal terasi, ikan teri, dan serundeng, yaitu kelapa parut yang digoreng.
7. Roko’-Roko’ Unti
Ada camilan dari Makassar yang disebut Roko’-Roko’ Unti atau Roko’-Roko’ Cangkuni yang dibungkus dengan daun pisang. Kata ini, Roko’-Roko’, berarti “dibungkus,” dan “unti” berarti “pisang.” Kue ini terbuat dari pisang dan adonan tepung. Daun pisang digunakan untuk membentuknya menjadi persegi panjang.
8. Buroncong
Buroncong, juga ditulis sebagai Baroncong, adalah kue terkenal dari Makassar. Kue ini terbuat dari tepung terigu, santan, kelapa muda cincang, gula, dan garam. Kue ini terlihat seperti puki, dengan bentuk seperti busur atau setengah lingkaran.
Buroncong ini rasanya gurih dan renyah di luar tetapi lembut di dalam. Saat Anda mengunyahnya, Anda bisa merasakan serat kelapa yang dicincang. Anda benar-benar bisa menikmati kue ini saat hujan karena hangat dan cocok dengan cuaca dingin.
9. Putu Cangkiri
Kue Makassar yang umum disebut “Putu Cangkiri” ini memiliki ciri khas unik. Ketika dibalik, kue ini terlihat seperti dasar sebuah cangkir. Selain itu, beras ketan, gula merah, dan kelapa bergabung untuk membuat kue ini semakin istimewa. Di Makassar, kue ini mudah ditemukan di banyak bar yang bermunculan di kota Daeng atau dari orang-orang yang menjual kue di berbagai tempat. Dengan demikian, Putu Cangkiri menjadi salah satu kue tradisional yang populer dan mudah dijumpai di kota tersebut.
10. Baruasa
Orang Bugis Makassar selalu makan kue baruasa. Dalam banyak kasus, kue ini disajikan pada acara keagamaan atau pernikahan. Selain itu, ada beberapa bentuk oval dan bulat dalam baruasa, dan rasanya manis serta pedas. Kelapa sangrai yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras untuk membuat kue ini. Sebagai tambahan, seperti kue kering lainnya yang diberikan saat Idul Fitri, kue ini dapat bertahan lama. Dengan demikian, baruasa menjadi salah satu kue yang populer dan bertahan dalam tradisi kuliner Bugis Makassar.
11. Bannang-Bannang
Bannang-Bannang adalah kue khas Bugis Makassar yang terlihat seperti benang yang dipilin dan ditumpuk. Rasanya manis dan asin, karena terbuat dari tepung beras dan gula merah atau gula kelapa. Orang-orang sering melihat kue ini sebagai tanda bagaimana hubungan terjalin. Karena itu, kue ini selalu hadir di pernikahan sebagai tanda hubungan antara dua keluarga yang baru saja menjadi satu.
Kesimpulan: Kue Tradisional Khas Bugis
Secara keseluruhan, kue tradisional khas Bugis menawarkan berbagai rasa dan tekstur yang mencerminkan kekayaan budaya kuliner Sulawesi Selatan. Berbagai jenis kue seperti Barongko, Cucuru’ Bayao, dan Taripang menunjukkan kreativitas masyarakat Bugis dalam memanfaatkan bahan-bahan lokal, sementara kue seperti Jalangkote dan Songkolo Bagadang mencerminkan cara hidup masyarakat yang menjadikan kue ini bagian dari rutinitas sehari-hari. Selain itu, kue-kue seperti Roko’-Roko’ Unti dan Buroncong memberikan kelezatan yang menghangatkan suasana, terutama saat cuaca dingin. Meskipun dunia kuliner modern berkembang pesat, kue-kue tradisional ini tetap eksis dan memainkan peran penting dalam acara-acara budaya, seperti pernikahan dan perayaan keagamaan. Dengan berbagai varian dan keunikannya, kue Bugis tetap menjadi warisan budaya yang tak tergantikan.